• Home
  • About
  • Contact
  • disclaimer
  • Privacy Policy
Powered by Blogger.
instagram
Halo !!!

Sudah cukup lama tidak bersua ya. Kali ini panorlens.com akan membahas petualangan mengunjungi Gunung Bromo yang ada di Jawa Timur.

Gunung Bromo sekarang tidak hanya jadi tempat wisata saja. 
Sekarang kawasan Bromo telah menjadi lokasi dari beberapa event berkelas nasional maupun internasional. Seperti Jazz Gunung dan Bromo Marathon.

Wisata Gunung Bromo adalah salah satu destinasi andalan yang di miliki Indonesia dan selalu di promosikan di luar negeri.

Kali ini kami akan membahas lengkap mengenai wisata Gunung Bromo, baik dari akomodasi, harga tiket masuk Bromo, guest house yang ada di Bromo dan realita apa saja yang bisa kalian dapati pada saat berada di Bromo ini.

Yuk kita mulai. 

bromo tengger semeru


Sebelum berbicara soal akomodasi dan lainnya, marilah kita bahas soal gunung Bromo. 
Mungkin dari kalian ada yang belum tau gunung Bromo dimana ? masak sih belum tau ?

Oke kita kasih tau deh, menurut wilayahnya, Lokasi Gunung Bromo dan kawasan Bromo Tengger Semeru ini berada di antara empat (4) Kabupaten yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. 

Mungkin banyak yang berfikir bahwa Bromo itu milik kota Malang, hal itu menurut saya tidak benar, karena yang memiliki wilayah di kawasan Bromo Tengger Semeru adalah Kabupaten Malang.

Sejarah Gunung Bromo ini konon ceritanya terbentuk dari letusan ribuan tahun yang lalu dari Gunung Tengger Purba.

Untuk ke mencapai Gunung Bromo terdapat empat (4) jalur populer yang bisa kalian tempuh. (Sepanjang pengetahuan saya ada empat jalur populer)

Jalur yang bisa kalian tempuh yaitu via Probolinggo, Pasrepan (Pasuruan), Nongkojajar dan Tumpang (Malang). Mari kita bahas Satu persatu.

1. Jalur Pertama via Probolinggo

Untuk menuju Bromo melalui jalur Probolinggo bisa dibilang jalur ini adalah jalur yang paling populer dan sangat direkomendasikan bagi para penyedia paket wisata tour Bromo. 

Lho kok gitu ?

Karena jalur Probolinggo ini relatif landai, aksesnya mudah, jalur yang aman dan banyak sekali guest house yang bertebaran dan murah meriah. 

Di kawasan Cemoro Lawang Probolinggo kalian bisa menemukan guest house dengan harga 100 ribuan aja. Pas kan buat kalian yang suka backpackeran

Kekurangannya mungkin jika ditempuh dari Kota Malang, membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan. Jalur Probolinggo ini lebih efektif kalo kalian memulai perjalanan dari Surabaya, karena waktu tempuhnya lebih cepat.

2. Jalur Kedua via Pasrepan, Pasuruan

Jalur kedua ini adalah jalur populer kedua setelah jalur Probolinggo. 

Jalur pasrepan ini memiliki jalur yang cukup landai tapi berkelak-kelok dan cukup lama berada di kawasan perhutanan yang sangat minim lampu penerangan. 

Aksesnya cukup mudah. jika kalian dari kota Malang ambil arah Surabaya sampai menemukan pertigaan Purwosari kalian ambil jalan lurus sampai menemukan pertigaan besar kalian belok kanan menuju ke arah gunung Bromo.

Jika kalian lewat jalur ini kalian bisa langsung mengakses spot Penanjakan 1 dan 2 gunung Bromo. Spot tersebut adalah salah dua spot sunrise terbaik di gunung Bromo.

Tips melewati jalur Pasrepan. Jika kalian menggunakan motor pastikan jangan berkendara sendirian, minimal ada 3-5 motor dalam satu rombongan.

Karena biasanya pengunjung Bromo berkendara malam hari dan jalur Pasrepan ini sangat terkenal dengan begalnya maka dari itu kalian harus selalu berhati-hati. 

Jika menggunakan motor, pastikan motor kalian dalam kondisi prima ya !


3. Jalur ketiga via Nongkojajar

Jalur ketiga ini juga masih termasuk dalam wilayah Pasuruan tapi, lebih dekat jika diakses dari kota Malang. 

Jalur ketiga ini menurut saya paling cepat dan aman jika diakses dari kota Malang. 

Jalur dari Nongkojajar ini pada akhirnya akan bertemu dengan jalur dari Paserpan tadi. Yaitu sama-sama bertemu di desa Wonokitri, yaitu desa yang merupakan pintu masuk untuk membayar tiket masuk Gunung Bromo.

Jalur Nongkojajar ini cukup cepat, dapat ditempuh sekitar 2 jam saja dari Kota Malang. 

Jalur nongkojajar ini terbilang aman, karena hingga menuju wonokitri selalu ada rumah penduduk, jadi bisa dibilang lebih aman daripada jalur paserpan yang didominasi oleh kawasan hutan.

Tetapi ada beberapa tikungan yang cukup tajam dan menanjak jadi kalian harus tetap hati-hati.

Untuk guest house juga cukup banyak, kalian bisa mencari di daerah Tosari atau Wonokitri, disana banyak hotel dan guest house yang cukup terjangkau.


4. Jalur keempat via Tumpang, Malang

Jalur terakhir ini bisa dibilang kurang populer untuk para wisatawan. 

Sebenarnya jalur ini paling dekat jika diakses dari kota Malang. Sekitar 1,5 jam saja untuk sampai ke lautan pasir gunung Bromo. Tapi sayangnya fasilitas di jalur ini masih sangat minim. 

Tidak ada fasilitas guest house (setau saya sih), Jalan yang sangat nanjak dan minim fasilitas penerangan. 

Ohya sangat tidak dianjurkan menggunakan motor matic untuk melewati jalur ini, karena turunannya cukup curam.

Banyak kejadian rem blong dan membuat terjadinya kecelakaan hingga menimbulkan korban jiwa.

Jalur Tumpang ini sebenarnya lebih di khususkan untuk mereka yang ingin mendaki gunung Semeru. Karena jalur ini salah satu jalur untuk mengakses desa Ranupani di kaki gunung Semeru.

Jalur ini biasanya digunakan mereka yang suka offroad, jika kalian cuman mau berwisata yang aman dan nyaman silahkan melewati 3 jalur sebelumnya.

"Dari keempat jalur diatas saya lebih merekomendasikan untuk melewati jalur Probolinggo jika kalian dari Surabaya. Jika kalian dari kota Malang, silahkan memilih jalur Nongkojajar."

Kelar ya soal jalur menuju ke Gunung Bromo !


Mari kita melangkah pada bab Selanjutnya

Tiket Masuk Gunung Bromo (Kayak materi Kuliah aja, hehe)

Dulu sebelum tahun 2014, harga tiket ke Bromo itu sangat-sangat murah. 

Pada saat itu untuk masuk ke kawasan Bromo Tengger Semeru, kalian hanya merogoh kocek sebesar Rp 15.000 saja untuk satu motor dengan dua orang penumpang. 

Kenapa berdua ? kalo bertiga nanti dikira cabe-cabean, he...he...he (garing ya)

Tetapi semenjak regulasi baru ditetapkan sekitar mei 2014, harga tiket masuk gunung Bromo ini melonjak drastis. 

Terakhir saya mengunjungi Bromo pada tanggal 4 September 2017 via Nongkojajar, harga tiketnya Rp 25.000 + Rp 2.500 asuransi perorang. Ditambah karcis masuk kendaraan roda 2 sebesar Rp 5.000.

Jadi total jika kalian naik motor boncengan berdua dan ingin berwisata ke Bromo, kalian harus mengeluarkan uang sebesar Rp 60.000. Harga tiketnya naiknya keterlaluan. 

Tapi .....

Bromo Tengger Semeru
Tiket Masuk Wisata Gunung Bromo

Semenjak kenaikan tarif banyak fasilitas di Bromo yang dibenahi. Yang paling terasa adalah jalan turun ke lautan pasir yang sudah di aspal dan halus seperti paha ayam geprek di Ayam Nelongso. 

he.he..he canda.

Tapi serius untuk akses jalan memang lebih bagus daripada kunjungan saya sebelumnya. 

Mungkin yang masih kurang adalah fasilitas parkir di Penanjakan 1 yang sangat kurang. Apalagi parkir Jeep, bisa sejauh 1 KM dari penanjakan 1 ketika musim liburan. 

Yang menggunakan jasa Tour dan naik jeep siap-siap jalan kaki untuk menuju penanjakan 1 Gunung Bromo. 

Kalo males jalan ada kok tukang ojek yang siap menawarkan diri dan agak ngeyel memberikan tumpangan kepada anda dengan membayar sejumlah uang pastinya.

Di Penanjakan 1 masih harus bayar lagi parkir sebesar Rp 5.000.

Jika kalian sampai ke Penanjakan masih kemaleman, bisa kok makan pop mie yang harganya dengan kurs dolar, karena satu porsi pop mie dijual Rp 10.000.

Atau ngopi  yang katanya panas tapi pas diminum gak kerasa panas karena suhu udara dipenanjakan yang dingin, tapi tiba-tiba lidah melepuh. 

Sungguh banyak sekali intrik di Gunung Bromo ini.

Tips : Jangan sok traktir teman, jika dalam perjalanan terdiri banyak orang, apalagi kamu anak kos-kosan, karena harganya diluar nalar. (Tips ini diambil dari pengalaman, he..he..he) 

bromo tengger semeru
Salah satu warung di Penanjakan Bromo
Tujuan banyak orang berbondong-bondong pada saat pagi buta untuk sampai ke penanjakan 1 adalah untuk tidak kehilangan momen matahari terbit (sunrise) yang ada di Gunung Bromo yang terkenal indah dan mempesona.

Memang sih bagus, tapi ramenya itu lho bener-bener bikin males. 

Karena mungkin kapasistas di Penanjakan 1 ini cukup sempit dan selalu diatangi ratusan orang setiap harinya, hal tersebut yang membuat kita akan merasa kurang "khusyu" pada saat menikmati matahari yang menyembul pelan-pelan dari ufuk timur.

Kurang lebih Sunrise yang di dapat di Penanjakan 1 Bromo seperti di bawah ini :

bromo tengger semeru
Foto milik Faqih Amminudin


Ya kurang lebih yang akan kalian dapat seperti itu. Lebih banyak lihat orangnya sih daripada lihat sunrisenya.

Udah nggak usah lihat sunrise di Penanjakan 1, kurang lebih kayak gitu kok suasana yang didapat. hehehe...

Waktu yang pas berburu Sunrise di gunung Bromo itu mulai pukul 03.30. 

Karena mulai jam itu kalian bisa menyaksikan matahari dari mulai hanya segaris cahaya kuning sampai pada bentuk sempurnanya. 

Tips : Jika kalian seorang Sunrise Hunter, ketika sampai Penanjakan langsung ambil posisi disebelah kiri, karena arah timur berada di sebelah kiri penanjakan 1.


Ohya sebelum lanjut menyusuri lautan pasir Gunung Bromo, saya akan beri tips mencari guest house yang murah di Bromo.

Jika kalian memilih jalur dari Probolinggo, kalian bisa cari hotel atau guest house Bromo di Cemoro Lawang. Mengingat lokasi yang dekat dengan Bromo dan harganya juga lebih murah. Kalian juga bisa klik link ini Hotel di Bromo via Probolinggo. 

Harganya kisaran mulai dari 200 ribuan.

Jika kalian lewat Pasuruan, baik dari Paserpan atau Nongkojajar kalian bisa memilih menginap di Tosari atau Wonokitri. Kalian juga bisa klik link ini untuk mempermudah pencarian Hotel di Bromo Via Pasuruhan

Semoga bisa jadi referensi ya !

yuk lanjut ke lautan pasir !

Bromo Tengger semeru, wisata gunung bromo
Lautan Pasir Gunung Bromo

Kalau saya pribadi, lebih asik di lautan pasirnya daripada di penanjakan Gunung Bromo. 

Karena perasaan mau foto gimana saja pasti hasilnya bagus. Apalagi buat kamu yang hits di Instagram pasti bakal minta difotoin terus di sini.

Tempanya semacam lokasi perang di Lord Of The Ring yang sangat kolosal sekali. Landscape yang dibentengi banyak tebing yang konon katanya merupakan sisa dari Gunung Tengger Purba yang meletus ribuan tahun yang lalu.

Jika dari penanjakan, Gunung Bromo terlihat sangat kecil, tapi pas sampai lautan pasir Gunung Bromo terlihat sangat besar. 

"Ternyata yang kecil adalah kita, jadi jangan pernah sombong, karena kita tidak ada apa-apanya dibanding kuasa-NYA."

Jika kalian diberi kesempatan untuk mengunjungi Gunung Bromo ini, jangan lupa bersyukur. Karena telah diberikan waktu untuk menikmati indahnya cipataan Tuhan yang luar biasa.

"Yuk Bersyukur"

Di lautan pasir Bromo ini, kalian akan menemukan beberapa spot menarik yang bisa dikunjungi.

1. Kawah Gunung Bromo. Untuk mencapai kawah Gunung Bromo ini, kalian harus berjalan kaki sekitar 30-45 menit dari tempat parkir

2. Pura Luhur Poten Gunung Bromo. Pura ini berada tepat di pintu masuk sebelum kalian sampai di parkiran Gunung Bromo.

3. Pasir Berbisik. Tempat ini adalah daerah timur dari kawah Gunung Bromo yang terkenal setelah adanya film Pasir Berbisik yang dibintangi oleh Dian Sastro.

4. Bukit Teletubies.  Bukit ini berada di balik Gunung Bromo. Bentuk bukitnya memang menyerupai rumah teletubies sekilas. Untuk mengaksesnya sebenarnya lebih cepat jika kalian melewati jalur via Tumpang.


Bromo Tengger Semeru
Bukit Teletubies
Ohya ada hal yang perlu saya sampaikan, ketika kalian berada di lautan pasir Gunung Bromo dengan mengendarai Motor pastikan kalian selalu berhati-hati.

Karena karakter lautan pasir Gunung Bromo ini agak sedikit bikin jengkel. Karena sering bikin ban motor kita selip dan membuat kita tidak seimbang. 

Pasir di Bromo ini juga sering menjebak kita dan membuat motor kita tidak bisa berjalan. Aplagi yang pakai motor matic, perlu kekuatan ekstra.

Di tambah lagi jika musim kemarau panjang, siapkan tenaga ekstra untuk mendorong motor kalian ya. hehehe....

P.s : Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah

Bromo Tengger Semeru
Kawah Gunung Bromo

Ketika ingin menuju puncak Gunung Bromo, kalian harus berjalan sekitar 30-45 menit sebelum sampai ke kawah Bromo.

Kalian juga bisa menyewa jasa kuda untuk membawa kalian sampai di tangga menuju puncak Bromo.

Sebenarnya pemandangan di gunung Bromo ini sungguh sangat mengagumkan. 

Tetapi satu hal yang membuatnya menjadi kurang, yaitu bau kotoran kuda yang berserakan di sepanjang jalur menuju puncak Gunung Bromo. 

Kalau saya pribadi memilih menghindari jalur utama yang sering dilewati kuda. Karena baunya bikin pusing kepala.

Mungkin salah satu hal yang perlu dibenahi dari wisata Gunung Bromo adalah masalah kotoran kuda ini. Mungkin kudanya bisa diberikan popok atau barang sejenisnya agar tidak buang hajat sembarangan.

"Tips : Kalian harus bawa masker, kalo bisa dobel. Kalau cuman satu dijamin baunya masih tetap tembus" 

Gunung Bromo di Jawa Timur ini salah satu gunung api yang masih aktif di Indonesia.

Beberapa kali Gunung Bromo meletus dan mengeluarkan isi perutnya.

Terakhir Gunung Bromo meletus yaitu pada sekitaran awal 2016.

Karena lokasi Gunung Bromo dengan pemukiman warga masih cukup jauh jadi tidak ada korban jiwa akibat meletusnya Gunung Bromo ini.

Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl ini akan selalu menjadi magnet kuat bagi para wisatawan baik lokal maupun manca negara.

Terlepas dari kekurangannya, Gunung Bromo tetap memiliki kilauan pesona yang dapat memikat banyak mata.

Terima Kasih sudah mau membaca dari awal hingga akhir, semoga apa yang saya tulis di atas bermanfaat bagi kalian yang sedang berencana untuk mengunjungi gunung Bromo.

Jika ada yang kurang, silahkan berkomentar di kolom komentar di bawah ya.

Saya tunggu cerita dari pengalaman kalian ya.

Ohya kalian juga bisa melihat video pendek saat berada di Gunung Bromo





Selamat Mencoba ya !!!

i.w

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Tempat Wisata di Wonogiri ?

panorlens.com - Mungkin sebagian besar dari kalian akan mempertanyakan hal tersebut. Karena bisa dibilang Wonogiri sendiri tidak terlalu populer dalam masalah tempat wisata. Tetapi pada kenyataannya Kota Wonogiri ini memiliki tempat wisata yang sangat komplit. Baik berupa Gunung, Pantai, bahkan di Wonogiri juga terdapat Museum. Jika kalian masih tidak percaya silahkan simak daftar 10 Tempat Wisata Di Wonogiri di bawah ini : 

1. Bukit Cumbri Wonogiri


Bukit Cumbri adalah salah satu tempat wisata yang sedang digandrungi wisatawan terutama oleh para anak muda di wilayah Wonogiri dan sekitarnya. Bukit Cumbri sendiri berada di perbatasan antara Kabupaten Wonogiri dengan Kabupaten Ponorogo.

Daya tarik utama dari Bukit Cumbri ini adalah pemandangan hamparan bukit yang sangat indah. Dari puncak Cumbri kalian dapat menikmati Sunrise dan Sunset, karena puncak Bukit Cumbri berada paling tinggi diantara bukit-bukit lainnya. 

Bagi kalian para pencinta kegiatan out door kalian bisa menggunkan Bukit Cumbri untuk Camping atau untuk kalian berlatih mendaki sebelum melakukan pendakian ke Gunung yang lebih tinggi. Untuk informasi lebih detail mengenai akses jalan dan lainnya bisa kalian baca di Bukit Cumbri, Wisata Menarik Dengan Hamparan Bukit di Ujung Wonogiri

2. Bukit Gantole Wonogiri


Bukit Gantole Wonogiri pada dulunya lebih terkenal sebagai tempat para atlet paralayang berlatih sebelum mengikuti kejuaraan. Pada beberapa kesempatan, Bukit Gantole ini juga pernah dijadikan tempat untuk menyelenggarakan kejuaraan paralayang. Namun seiring berjalannya waktu, keindahan pemandangan dari atas bukit ini ternyata sangat indah menjadi magnet yang kuat bagi masyarakat untuk mengunjunginya.

Dari atas bukit kalian dapat menikmati waduk Gajah Mungkur yang terkenal itu dari ketinggian. Ditambah hembusan angin yang cukup kuat akan membuat kalian merasa nyaman diatas sana. Untuk info bukit gantole selengkapnya silahkan baca di Bukit Gantole Wonogiri, Tempat Terbaik Melihat Kota Wonogiri Dari Ketinggian

3. Waduk Gajah Mungkur
Milik solo.tribunnews.com
Tempat Wisata di Wonogiri selanjutnya adalah Waduk Gajah Mungkur. Waduk ini selain berguna sebagai sumber irigasi dan pembudidayaan ikan. Waduk ini juga diperuntukan menjadi sebuah obyek wisata andalan di Kabupaten Wonogiri. Di kawasan Waduk juga dibentuk wahana air seperti water boom. Juga ada banyak hewan-hewan yang dipelihara di kawasan ini dengan tujuan pendidikan, jadi jangan kaget ketika kalian sedang jalan-jalan akan bertemu dengan gajah atau kuda.

4. Soko Gunung Wonogiri

Instagram @sokogunung
Soko Gunung ini salah satu obyek wisata yang sedang naik daun di Wonogiri. Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Bukit Gantole membuat tempat ini cepat dikenal di masyarakat. Dari gardu pandang soko gunung kalian akan mendapati keindahan kota wonogiri dari ketinggian. Jika kalian mengunjungi tempat ini pada pagi hari, kalian akan disambut oleh indahnya sunrise dan lautan awan sepanjang mata memandang.

Tempat ini juga bisa kalian jadikan tempat camping bersama teman-teman, tetapi sebelum memulai kegiatan camping sebaiknya kalian meminta izin kepada warga sekitar yang mengelola tempat ini terlebih dahulu. Kalian bisa baca tentang keindahan soko gunung di sini

5. Museum Karst
Foto setiawanwendy65.blogspot.co.id/
Kalian mungkin tidak akan percaya jika Wonogiri punya museum Karst terluas di Asia Tenggara. Museum yang berada di wilayah Pracimantoro Wonogiri ini akan menambah wawasan kalian tentang karst. Di dalam museum, kalian akan mendapatkan banyak informasi tentang karst dan manusia-manusia purba yang memulai hidup di daerah Karst.

Untuk menikmati dan menambah wawasan di museum karst ini kalian hanya merogoh kocek sebesar Rp 2.000 pada hari biasa, sementara pada weekend kalian hanya membayar Rp. 3.000 saja, murah sekali bukan. 

6. Pantai Nampu
Milik Instagram @ckayurp
Seperti yang kami katakan di awal, Wonogiri memiliki tempat wisata berupa pantai. Pantai Nampu wonogiri ini sangat indah berpasir putih dengan desiran ombak yang cukup besar seperti karakteristik pantai di selatan pulau Jawa. 

Pantai ini berada di kawasan Paranggupito, Wonogiri. Aksesnya masih sedikit sulit karena pantai ini cukup jauh dari pusat kota Wonogiri dan tidak ada kendaraan umum yang dapat menjangkau Pantai Nampu ini. Tetapi usaha dan perjuangan kalian untuk mencapai tempat ini akan terbayarkan ketika menjumpai keindahan Pantai yang satu ini.

7. Pantai Sembukan
Instagram @whynda_widyati
Pantai Sembukan masih berada di dekat dari pantai Nampu. Tetapi kalian tidak akan menemukan pasir putih di pantai ini. Di Pantai Sembukan kalian akan menemui bebatuan dan langsung menghadap ke Samudra Hindia yang ganas.

Berbeda dengan Pantai Nampu yang cocok untuk berwisata dan bermain air, di Sembukan ini sangat pas buat kalian yang punya hoby memancing, karena telah disediakan beberapa spot memancing ikan oleh pengelola.

8. Air Terjun Binangun Watu Jadah
Foto dhennyeka.blogspot.co.id

Air terjun Binangun Watu Jadah ini salah satu tempat wisata yang sedikit kurang terkenal di wonogiri dan masih sangat sepi. Lokasi air terjun ini berada di Girimulya Wonogiri. Air terjun ini memiliki ketinggian hampir mencapai 40 meter. Dengan ketinggian seperti itu kalian akan mendengankan gemercik suara air yang akan menenangkan jiwa kalian. Lokasinya yang masih berada di tengah hutan yang terjaga kealamiannya membuat kalian akan merasa betah berlama-lama di air terjun Binangun Watu Jadah ini

9. Goa Putri Kencana
Foto : guspurnomoarea.blogspot.co.id
Goa Putri Kencono ini terletak di kecamatan Pracimantoro. Goa ini salah satu Goa Karst yang ada di daerah Pracimantoro. Di dalam goa, kalian akan menemukan banyak sekali stalaktit dan stalakmit yang menghiasi dinding goa. 

Konon ceritanya Goa Putri Kencono ini memiliki aura mistis sendiri, karena pada jaman kerajaan dahulu goa ini dijadikan salah satu tempat pertapaan Raja Brawijaya V. Tempat ini juga menjadi salah satu tujuan wisata spiritual oleh masyarakat. Silahakan baca Goa Putri Kencana untuk informasi yang lebih detail

10. Hutan Pinus Wonoasri Seper
Foto : wonogirimendunia.blogspot.co.id
Tempat Wisata di Wonogiri yang terkahir adalah Hutan Pinus Wonoasri. Hutan Pinus ini memang tidak setenar hutan pinus di Imogiri Jogja, tetapi untuk keindahannya jangan diragukan lagi. Pada akhir-akhir ini hutan Pinus Wonoasri ini semakin sering dikunjungi wisatawan, terutama anak-anak muda.

Huta Pinus Wonoasri ini terletak di Kecamatan Jatipuro. Untuk memasuki Hutan Pinus ini kalian hanya dikenakan biaya sebesar Rp 4.000 saja. Dalam wilayah hutan pinus ini juga terdapat wahana permainan yang asik untuk dicoba. Kalian bisa bermain flying fox dan ada juga outbound di sana. dijamin liburan kalian akan mengasyikan.

Demikian daftar tempat wisata di Wonogiri. Rata-rata tempat wisata di Wonogiri ini masih memiliki harga tiket masuk yang murah, jadi sangat pas bagi kalian yang suka traveling dengan biaya pas-pasan tetapi tetap ingin liburan secara maksimal.

Jika kalian tau tempat wisata menarik yang ada di wonogiri lainnya, silahkan berkomentar di bawah agar makin banyak orang yang tau keindahan tempat wisata di Wonogiri.

Udah nggak usah terlalu lama rencananya,langsung berangkat aja !!

Selamat Berlibur !

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Siapa yang tidak  kenal Dataran Tinggi Dieng. Tempat dengan berjuta pesona, berbagai destinasi wisata yang luar biasa akan membuat kalian betah berwisata di sana dan akan selalu rindu untuk kembali lagi. 

Menurut legenda, Dieng adalah tempat bersemayamnya para dewa. Dari namanya yang berarti "di" adalah tempat dan "Hyang" berarti Dewa atau Dewi. Kurang lebih dapat disimpulkan bahwa Dieng adalah tempat bersemayamnya para dewa dan dewi. Karena para Dewa tidak pernah salah tempat untuk bersemayam, maka dari itu bumi Dieng terlihat sangat indah dan makmur. 

Lokasi Dataran Tinggi Dieng ini berada di perbatasan dua Kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Untuk aksesnya kurang lebih 30 Km dari kota Wonosobo. Dengan ketinggian yang berada di kisaran 2.000 mdpl, membuat rataan suhu di Dieng antara lain 10-20 Derajat. Kalau sudah berada di Dieng, sayang kalau tidak berwisata. Berikut ini adalah 10 tempat wisata terbaik yang ada di Dieng.

1. Bukit Sikunir

www.panorlens.com
Foto milik @dariandsp
Yang pertama yang harus kalian kunjungi adalah Bukit Sikunir. Pesona Golden Sunrise yang dimiliki Bukit Sikunir ini akan membuat kalian terpesona. Bukit Sikunir sendiri adalah salah satu tempat wisata andalan di Dataran Tinggi Dieng.

Berlokasi di Desa Sembungan dan memiliki ketinggian 2.370 mdpl membuat kalian cukup merasakan sensasi pendakian gunung. Karena suhu yang ada di puncak Sikunir sendiri berada dikisaran 10-15 Derajat pada pagi hari.

Akses Menuju Bukit Sikunir

Aksesnya tidak terlalu sulit, karena di komplek wisata yang ada di Dieng disediakan petunjuk arah yang sangat detail. Jika kalian dari kota Wonosobo kalian akan menemui pertigaan Dieng. Dari situ kalian bisa belok ke kiri dan mengikuti petunjuk jalan menuju Sikunir. Kemudian kalian akan bertemu dengan gapura Desa Sembungan, yang berarti tidak jauh lagi kalian akan memasuki area wisata Bukit Sikunir.

Di area wisata Bukit Sikunir juga terdapat sebuah telaga yang bernama telaga Cebong. Untuk mengetahui Informasi tentang Bukit Sikunir secara lebih detail silahkan baca Bukit Sikunir Tempat Terbaik Berburu Sunrise.

2. Gunung Prau 

www.panorlens.com

Gunung Prau ini cocok bagi kalian yang suka dengan kegiatan outdoor. Gunung Prau ini juga sangat di rekomendasikan bagi kalian yang ingin sekali mendaki gunung tapi belum memiliki pengalaman atau pemula. Tetapi silahkan baca terlebih dahulu Tips Untuk Para Pendaki Pemula. Agar memudahkan kalian untuk mempersiapakn diri sebelum pendakian.

Dengan ketinggian hanya sekitar 2.565 mdpl, termasuk gunung yang tidak terlalu tinggi untuk didaki. Tetapi dalam pendakian, tinggi sebuah gunung tidak dapat dijadikan tolak ukur kemudahan jalur pendakian yang akan kalian lewati. Tapi tenang, Gunung Prau ini sangat aman dan sopan untuk kalian para pemula.

Daya tarik utama gunung ini adalah sunrise di area camp yang sangat luar biasa. Kalian akan melihat gunung Sindoro dan Sumbing menjadi aktor utama dalam lanskap yang akan kalian saksikan dipagi hari.

Untuk jalur pendakian ada beberapa jalur, tetapi kami lebih menyarankan kalian memilih jalur pendakian dari Dieng. Karena berdasarkan pengalaman, jalur Dieng lebih landai dan lebih cepat sampai ke puncak.

3. Telaga Warna

www.panorlens.com

Telaga Warna adalah tempat wisata yang harus kalian kunjungi selanjutnya. Telaga Warna ini masuk di wilayah Dieng Wetan, Wonosobo. Tidak terlalu sulit untuk mengunjungi tempat ini karena berada di jalur utama jalan daerah wisata Dieng. 

Daya tarik utamanya adalah sebuah danau dengan air berwana-warni dengan latar pegunungan akan membuat momen kalian terasa berharga. Apalagi untuk kalian yang suka Fotografi, kalian akan sangat dimanjakan dengan spot-spot yang tidak diduga-duga sebelumnya.

Menurut masyarakat sekitar, terdapat mitos yang menyebabkan air dari telaga ini menjadi berwarna. Konon ceritanya, pada jaman dahulu ada seorang bangsawan yang tidak sengaja menjatuhkan cincinnya di telaga ini yang kemudian membuat telaga ini berubah warna. 

Namun setelah dikaji secara ilmiah, warana telaga ini berasal dari endapan sulfur di dasar telaga yang membuat danau ini berubah warna dan cincin si bangsawan tetap belum diketemukan.

Berniat mencari cincin si bangsawan ? langsung ke Telaga Warna saja.

4. Telaga Pengilon

www.panorlens.com
Foto milik @harygustari21
Telaga Pengilon ini masih bersebelahan dengan Telaga Warna, jadi sayangkan kalo tidak dikunjungi sekalian. Telaga Pengilon ini seperti saudara dari Telaga Warna. Karena yang namanya saudara sudah pasti berbeda karakter, watak dan rupanya. Berbeda dengan Telaga Warna, Telaga Pengilon ini memiliki air yang putih bersih seperti cermin (pengilon).

Mitos yang ada di Telaga Pengilon ini juga berbeda dengan saudaranya. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Telaga Pengilon ini dahulunya sering digunakan mandi oleh para bidadari. 

Kemudian setelah mandi para bidadari tersebut dapat berkaca dari air di telaga ini untuk melihat sisi baik dan buruknya. Jika diambil lebih filosofisnya, nama Pengilon ini diambil sebagai sarana untuk kita selalu mawas diri.

5. Batu Ratapan Angin

www.panorlens.com
foto milik @dariandsp
Tempat Wisata di Dieng selanjutnya adalah Batu Ratapan Angin. Beberapa orang mengenalnya dengan Batu Pandang Dieng atau Batu Pandang Telaga Warna. Dari atas sini, kalian akan dapat melihat perbedaan warna dari Telaga Warna dan Telaga Pengilon.

Asal-usul nama Batu Ratapan Angin sendiri berasal dari suara yang dihasilkan angin saat menembus rindangnya pepohonan dan bebatuan, yang menimbulkan suara seperti siulan dan ratapan. Di sekitar tempat ini juga terdapat beberapa wahana buatan seperti flying fox dan jembatan buatan. 

Untuk cerita lebih detail tentang tempat ini silahkan baca Batu Ratapan Angin, Bukit Romantis. Di artikel tersebut dijelaskan cukup detail tentang apa yang ada di Batu Ratapan Angin dan cara aksesnya.

6. Kawah Sikidang

www.panorlens.com


Yang berikutnya ini adalah salah satu yang paling populer di kawasan Dieng, Kawah Sikidang namanya. Keunikan dari Kawah Sikidang adalah lokasi kawahnya berada di daratan yang cenderung landai. Tidak seperti kawah-kawah lainnya yang harus mendaki gunung terlebih dahulu untuk menyaksikannya. Di Sikidang kalian hanya tinggal parkir, jalan sebentar kemudian sampai.

Di sekitar area Kawah Sikidang, kalian akan menemukan beberapa kawah kecil yang sudah tidak aktif. Tapi menurut warga sekitar, beberapa kawah yang aktif berpindah-pindah tempat ke kawah yang lain. Hal tersebut juga yang melatarbelakangi penamaan kawah ini dengan nama Sikidang. Karena seolah-olah kawah tersebut seperti melompat-lompat berpindah tempat seperti Kidang (Kijang).

Ketika kalian mengujungi tempat ini, pastikan kalian membawa masker untuk menutupi hidung. Karena seperti kawah-kawah yang lainnya, bau belerang di kawah ini amat sangat menyengat. Bagi yang tidak tahan dengan bau belerang dan menghirupnya tanpa masker akan membuat kepala kalian sedikit pusing dan sesak napas.

7. Candi Arjuna 

Foto milik @widyasakha

Tidak hanya wisata alamnya yang indah, Dieng juga menyajikan wisata sejarah dari masa lalu yaitu Candi Arjuna. Candi Arjuna ini ditemukan pada abad ke-18 oleh seorang tentara Belanda bernama Theodorf Van Elf. Namun setelah penemuannya, baru 40 tahun kemudian upaya penyelamatan candi dilakukan oleh orang berkebangsaan Inggris bernama HC Cornelius.

Lokasi Candi Arjuna ini berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Komplek Candi Arjuna ini memiliki luas sekitar 1 hektar. Candi Arjuna sendiri bercorak Hindu dan memiliki lima buah candi. Yaitu Candi Arjuna, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, Candi Sebadra dan Candi Semar.

Komplek Candi Arjuna ini sangat fotogenic, terutama kalian yang doyan fotografi atau yang hanya gemar berselfie, akan sangat merasa bahagia mengunjungi tempat ini. Karena lingkungan candi yang luas dan dari jauh terlihat lanskap pegunungan, akan membuat foto-foto kalian semakin eksotis.

8. Telaga Merdada

Foto milik @kukuhprasetyonugroho
Telaga Merdada adalah salah satu dari sekian telaga eksotis yang ada di Dieng. Yang menjadikan Telaga Merdada ini unik dan berbeda adalah telaga ini merupakan telaga terluas yang ada di kawasan Dieng ini. Dengan luas telaga mencapai 25 Hektar, Telaga Merdada ini digunakan masyarakat sekitar sebagai penopang air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

Menurut cerita, Telaga Merdada ini adalah bekas letusan gunung api pada jaman dahulu kala. Dapat dilihat dari bentuknya yang seperti cekungan dalam seperti kaldera yang terisi air. Jika kalian mengunjungi telaga ini, kalian akan menemukan pohon buah khas dari Dieng yaitu adalah buah Carica.
Di Telaga Merdada, kalian juga bisa mendirikan tenda untuk melakukan kegiatan kamping bersama teman-teman terdekat.

9. Gardu Pandang Tieng

Foto milik @indra_jalanjalan
Gardu Pandang Tieng adalah lokasi berikutnya yang harus kalian kunjungi. Menawarkan Golden Surise yang menakjubkan, tempat ini juga bisa jadi alternatif bagi kalian yang kesiangan dan kehabisan waktu untuk melihat matahari terbit di Bukit Sikunir.

Lokasi Gardu Pandang Tieng ini berada di pinggir jalan dari arah Wonososbo. Gardu Pandang ini memiliki ketinggian 1789 mdpl. Dengan ketinggian seperti itu kalian dapat melihat kota Wonosobo dan sekitarnya dari kejauhan. 

Tidak hanya Sunrise yang menjadi andalan tempat ini. Pada saat malam hari, Gardu Pandang ini akan menjadi seperti bukit bintang yang ada di Jogja, karena cahaya lampu perkotaan terlihat sangat jelas dari Bukit Pandang Tieng ini.


10. Bukit Sumurup

Destinasi terkahir yang harus kalian kunjungi adalah Bukit Sumurup. Ada juga yang menyebut tempat ini dengan Lembah Sumurup, karena di tempat ini terdapat padang rumput sang sangat luas dan sangat jarang pengunjung alias masih sepi dan alami.

Lokasi Bukit Sumurup ini tidak terlalu jauh dari Kawah Sikidang. Tetapi karena belum terlalu dikelola dengan baik, membuat bukit ini masih minim fasilitas. Tempat ini sangat pas buat kalian yang suka melakukan kegiatak kamping. Selain keindahan padang rumputnya disini sangat terkenal pada saat kemarau terdapat embun beku yang pasti akan sangat jarang ditemui di tempat-tempat lain.

Ketika mengunjungi Dieng jangan lupa membeli oleh-oleh khas dari dieng yaitu manisan Carica dan minuman penambah stamina Purwoceng. Jangan lupa pula menikmati kuliner khas wonosobo yaitu mie Ongklok yang tidak akan kalian temui di tempat lain. 

Selamat Berlibur !!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kami sangat yakin bahwa sebagian besar dari kalian sangat asing ketika mendengar nama Curug Krajan. 

Karena memang air terjun ini masih tersembunyi dan belum di kelola baik oleh pemerintah setempat, padahal tempat ini memiliki pemandangan yang sangat indah.

curug krajan

Curug atau dalam bahasa Indonesia berarti Air Terjun, memang selalu indah untuk dinikmati. 

Suasana yang ditimbulkan dari suara gemercik air akan membuat kalian menjadi rileks dan dapat melupakan sejenak kepenatan dalam aktivitas sehari-hari.

Baca Juga : Tempat Wisata di Kabupaten Sukoharjo

Lokasi Curug Krajan

Lokasi Curug Krajan sendiri berada di perbatasan antara Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Lokasinya berada di ujung selatan Kabupaten Sukoharjo dan berada di daerah Krajan, Kecamatan Weru.

Curug Krajan memiliki dua air terjun utama dan memiliki tiga tingkatan air terjun. Pada tingkat paling bawah, kalian akan menjumpai dua air terjun yang mengalir deras dari ketinggian 3 meter. 

Kemudian di tingkat ke dua, kalian akan menemukan tiga air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi tetap memikat hati.

Pada tingkat ketiga atau tingkat paling tinggi kalian akan mendapati satu air terjun lagi.

Kalian dapat naik hingga tingkat paling tinggi dengan memanjat bebatuan di pinggir air terjun. Diharapkan kalian berhati-hati karena jalur untuk menaiki air terjun ini terbilang cukup licin dan bayak bebatuan.

Baca Juga : Gunung Sepikul Sukoharjo, Sisa Romansa Bandung Bondowoso
curug krajan
tingkat ketiga dari air terjun krajan

Keberadaan Curug Krajan ini sendiri telah menjadi primadona baru sebagai destinasi wisata untuk daerah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Gunung Kidul.

Akses Menuju Curug Krajan

Aksesnya tidak terlalu sulit, jika kalian dari arah Kota Sukoharjo. Kalian harus menuju arah Watu Kelir terlebih dahulu. Setelah sampai pertigaan Pasar Watu Kelir kalian ambil arah kanan sampai bertemu dengan pertigaan tugu. 

Kemudian kalian ambil arah kiri menuju Gunung Kidul. Kurang lebih 500 meter dari tugu kalian akan melihat gapura Desa Krajan kalian dapat lurus memasuki gapura tersebut.

Ketika sudah masuk daerah desa Krajan kalian akan dituntun beberapa papan petunjuk untuk menuju Curug Krajan.

Semakin viralnya keberadaan Curug Krajan ini berdampak pula pada ekonomi warga sekitar air terjun ini. Terbukti ketika kalian mengunjungi tempat ini sudah terdapat beberapa warung-warung milik warga yang menjual makanan untuk para pengunjung. 

Destinasi Curug Krajan ini dapat dibilang merupakan destinasi murah. Pengunjung tidak dibebankan biaya tiket masuk sepeserpun. Pengunjung hanya diwajibkan membayar parkir sebesar Rp 2.000 saja. Selain murah untuk dikunjungi, jangan takut untuk membeli makanan yang dijual warga sekitar di sana. Mereka menjual makanan-makanan dengan harga yang murah juga. 

Bagaimana penasaran dengan keindahan Curug Krajan ?

Segera agendakan liburan kalian. Selamat Berlibur !!
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Gunung Lawu. Namanya sangat "njawani". Tepat! Letaknya memang di Pulau Jawa. 

Tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Gunung ini juga dikenal dengan sejarahnya mengenai Prabu Brawijaya V. 

Banyak jalur pendakian yang akan menghantarkan pendaki ke puncaknya. 

Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang adalah jalur pendakian yang familiar, masih ada lagi jalur lain yakni Jogorogo (dari Ngawi) maupun jalur Tahura

Namun kali ini kita akan coba ulik jalur lain yang diklaim lebih asik dan syahdu yaitu jalur Candi Cetho.

Terletak di Kabupaten Karanganyar. Akses ke tempat ini gampang-gampang susah. 

Gampang jika kita menggunakan kendaran pribadi, susah apabila kita menggunakan kendaraan umum, sebab tak ada kendaraan yang mengantarkan kita ke Candi Cetho. 

Namun pendaki bisa menyewa kendaraan dari terminal Pasar Kemuning. 

Gunung Lawu via Candi Cetho


Sesampainya di Candi Cetho barulah kita memulai aktifitas pendakian dari pos registrasi yang terletak di sebelah kiri Candi Cetho. 

Biaya registrasi per manusia sebesar 15 ribu rupiah.

Di sini petugas akan menjelaskan beberapa info terkait medan yang akan di lalui, diharapkan pendaki juga membaca dan menaati aturan yang sudah ditetapkan oleh petugas maupun masyarakat sekitar

Singkat saja. Pendakian dari jalur Cetho sangat menarik. 

Jalur pendakian terbilang lebih sepi dari pada jalur fenomenal Sewu dan Kandang. 

Yang paling menyenangkan adalah di jalur ini kita akan menemukan beberapa sumber air. 

Terdapat 5 pos pendakian dan berbagai spot menarik di sepanjang perjalanan.

1. Basecamp (registrasi) - Pos 1 (Mbah Branti)

Gunung Lawu via Candi Cetho

Waktu tempuh tidaklah lama, sekitar 1 jam. 
Masih berada dalam kompleks Candi Cetho, awal perjalanan pendaki akan disambut aliran sungai kecil dan kita harus menyeberanginya. 

Setelah itu kita akan melewati kompleks Candi Kethek. 
Bentuk candi ini sangat unik, mirip piramid. 

Entah sejarah dan mitos apa yang menyelimuti candi ini, yang jelas sangat unik.

Tak jauh dari Candi Kethek kita akan menemukan bak penampungan air. 
Sumber air pertama yang bisa dimanfaatkan pendaki. 

Setelah naik sekitar setengah jam sampailah kita di pos 1.
Terdapat 2 shelter di pos ini, yakni shelter baru dan shelter lama yang letaknya atas-bawah.

Baca Juga : Gunung Ini Harus Masuk Daftar Pendakianmu

Gunung Lawu via Candi Cetho


2. Pos 1 (Mbah Branti) – Pos 2 (Brak Seng)

Waktu tempuh menuju pos 2 sekitar 1 jam. 

Vegetasi mulai melebat, hutan basah dan trek mulai menanjak seru. 

Jika hujan akan sangat licin. Hati-hati, karena lembab maka tak jarang kita akan menemukan banyak molusca dan lintah yang tak segan menempel sana-sini.

Pos 2 ini suasananya wingit, agak gimana gitu. 

Lagi-lagi ada 2 shelter yang letaknya berdekatan namun kondisi shelter sedikit kotor, tak jauh dari shelter terdapat pohon besar yang menjulang tinggi. 

Sepertinya pohon tersebut dikeramatkan.


3. Pos 2 (Brak Seng) – Pos 3 (Cemoro Dowo) 

Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho

Waktu tempuh menuju pos 3 sekitar 1,5 jam. 
Sama seperti medan sebelumnya, trek didominasi tanjakan licin yang menyerupai jalan aliran air. Vegetasi juga masih lebat dengan dominasi pepohonan Lamtoro. 

Selama perjalanan menuju pos 3 kita akan mendengar suara aliran air di sebelah kanan jalur yang merupakan lembah. 

Saya sendiri tidak bisa memastikan apakah benar terdapat aliran sungai di bawah sana. 
Yang pasti sesampainya  di pos 3, kita akan menemukan sumber air kedua. 

Letaknya di belakang tidak jauh dari  shelter. 

Terdapat pipa yang lubang sehingga pendaki dapat mengambil air dalam pipa dengan sedikit atraksi. Hahaha hati hati guys, jika tidak terampil jaminannya kalian akan basahan kuyup. 

Shelter 3 letaknya cukup nyaman, area cukup luas dengan bangunan shelter yang kondisinya baik. 

Setelah puas main air kita bisa beristirahat maupun memasak. 

Waktu itu saya sendiri menyempatkan untuk bermalam di sini karena hari sudah petang dan cuaca mulai gak lucu.


4. Pos 3 (Cemoro Kembar) – Pos 4 (Penggik) 

Ke-esokan harinya, perjalanan di mulai kembali dengan target Hargo Dalem. 

Waktu tempuh menuju pos 4 sekitar 1 jam. 

Medan tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, tanjakan masih mendominasi dengan sedikit sentuhan melipir. 

Namun di sini vegetasi mulai berubah, dari pepohonan khas hutan hujan menjadi vegetasi cemara gunung. 

Di perjalan kita juga mulai menemukan banyak tumbuhan berry hutan yang bisa dimakan. 

Atmosfer semakin sejuk dan dingin. Nafas juga mulai mudah habis. 
Sesampainya di pos 4 kita sempatkan untuk istirahat dan menyeduh minuman hangat. 

Kondisi bangunan shelter tidak jauh berbeda dengan pos 3. 


5. Pos 4 (Penggik) – Pos 5 (Bulak Peperangan)

Waktu tempuh menuju pos 5 sekitar 1.5 jam. 

Medan lebih menanjak karena jalur yang di lalui mulai keluar dari hutan. 

Trek menuju pos 5 sangat mengasikkan karena kita melewati punggungan bukit yang seakan-akan mengantarkan kita keluar dari gelapnya hutan, sebab vegetasi mulai tidak serapat di bawah. 
Tanahnya pun mulai berumput dengan selingan pohon pinus dan cemara gunung. 

Setelah mendaki bukit kita akan disuguhi pemandangan indah, sabana pertama. 

Cukup luas dengan trek sedikit landai. Tak berselang lama sampailah kita di pos 5. Tidak ada bangunan shelter di pos ini. 

Di sini pula merupakan titik percabangan dengan jalur Jogorogo Ngawi. 

Saran saya sempatkan waktu untuk berfoto ria atau sekedar melamun di sini, karena banyak spot yang asik mulai dari batu, pohon dan berbagai macam bentuk penampang alam lainnya. 


Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho


6. Pos 5 (Bulak Peperangan) - Gupakan Menjangan

Lama waktu menuju Gupakan Menjangan normalnya bisa ditempuh sekitar 1 jam. 
Setelah puas berfoto maka lanjutlah perjalanan saya. 

Tak jauh dari pos 5 kita akan melewati pohon besar tumbang dan menyusuri lembah yang di apit 2 bukit. Lembah ini di sebut Bulak Peperangan. 

Mendengar sebutan itu saya membayangkan ketika gelap tiba di kesunyian akan terdengar riuhnya suara konvoi kendaraan perang taktis, Tank Leopard, mobil lapis baja dan beserta pasukan khusus menenteng senjata AK47 camuflage.
Mesin Hercules menderu-deru mengirim bala bantuan tentara melalui udara dengan pengawalan Helikopter Apache. 

Sungguh keren jika mendengarnya.

Setelah menyusuri Bulak Peperangan kita akan melewati tanjakan yang disebut sebut mirip tanjakan cintanya Ranu Kumbolo.

Memang benar, hampir mirip. Setelah menaiki bukit ternyata kita disuguhi lagi pemandangan savana dengan beberapa pohon pinus di kanan kiri. 

Tak berselang lama tiba tiba hujan deras dan kabut pekat.

Pendakian Gunung Lawu Via Cetho

Jarak pandang menjadi sangat minim, ditengah perjalanan melewati savana dan waktu menjelang petang, kondisi semacam ini sangat beresiko.

Maka demi keselamatan khalayak dan kenyamanan bersama diputuskan untuk bermalam di area tersebut. 

Mencari lokasi sedikit mlipir ke kanan yang masih banyak tumbuh pepohonan, mengantisipasi jika cuaca semakin memburuk di malam hari. 

Sore itu hujan sangat awet. Hingga menjelang fajar hujan masih turun, meski dengan intensitas sedikit reda namun kabut masih juga pekat. 

Kita beranjak dari tenda dan mempersiapkan perjalanan kembali.

Karena lokasi camp dipredikai  tidak jauh dari puncak maka kita memustuskan untuk meninggalkan barang-barang dan memulai summit dengan membawa ransel kecil berbekal logistik dan peralatan secukupnya. 

Sangat disarankan untuk menutup tenda dan merapikan peralatan di dalam tenda untuk antisipasi agar tidak diobrak-abrik celeng lapar. 

Sedikit menanjak tak jauh dari lokasi camp, kita akan menuruni lembah yang ternyata sabana sangat luas. 

Terdapat banyak kubangan air di sana-sini dengan kedalaman bervariasi.

Lokasi ini disebut Gupakan Menjangan. 

Pendakian Gunung Lawu via Cetho


Beruntung saya sempat melihat se-ekor Menjangan (bahasa jawa Kijang) melewati punggungan bukit, meski tak berlangsung lama sehingga tidak sempat diabadikan kamera, namun sungguh itu pengalaman ter-awesome bisa melihat Kijang di habitatnya. 

Dari Gupakan Menjangan ini pula kita bisa mengisi perbekalan air karena genangan-genangan air disini sangat jernih. 

Saya jamin lebih jernih dari air Ranu Kumbolo. 

Dari sini pula kita bisa melihat puncak bukit di kanan jalur, terdapat tower menjulang tinggi semacam puncak menara di Merbabu. 

Teman saya mengklaim bahwa itu adalah salah satu puncak di Lawu selain Hargo Dumilah. Benar atau tidak saya juga belum tahu. 

Melanjutkan perjalanan, dari gupakan menjangan jalur sedikit melipir ke kiri, melewati punggungan bukit bukit.

Vegetasi sabana beralih menjadi tanaman Cantigi berwarna-warni dan menjulang tinggi. Cantik sekali. 

Jika cuaca cerah kita juga bisa melihat deretan pegunungan di Jawa Timur, Semeru saja terlihat meski mungil. 

Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho

Tak lama berselang sampailah kita di Pasar Dieng. 

Lokasinya cukup luas, ciri khasnya adalah banyaknya batu berserakan.

Total waktu perjalanan dari Gupakan Menjangan menuju Pasar Dieng sekitar 50 menit.

Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho


7. Pasar Dieng - Hargo Dalem 

Waktu tempuh menuju Hargo Dalem sangat singkat, karena jarak dari Pasar Dieng menuju Hargo Dalem memang dekat. 

Tak lama berjalan sampailah kita di lokasi camp Hargo Dalem dan warung legendaris Mbok Yem. 

Tempat ini merupakan titik persimpangan pendaki dari jalur Cemoro Sewu, Cemoro Kandang dan juga Candi Cetho. 

Kita sempatkan untuk beristirahat sembari sarapan pecel ala lawu. Nikmat dan murah. 

Cukup lama kita berleha-leha, Waktu  menunjukkan pukul 8, kita bergegas melanjutkan perjalanan ke puncak.


8. Hargo Dalem - Hargo Dumilah (Puncak Lawu)

Trek menuju puncak cukup terjal. Berjalan melewati Edelwais rimbun diselingi pohon Cantigi warna-warni. Rancak sekali. 

Waktu tempuh sekitar 20 menit. Sampailah kita di puncak Lawu ditandai tugu yang menjulang dengan ujung bendera berkibar. 

Awal sampai saya dan rombongan sempat ramai berterik-teriak, namun sesampainya di puncak suasana mendadak hening. 

Terdapat segerombol lelaku yang sedang melakukan ritual. 

Pendakian Gunung Lawu Via Cetho

Agar tidak mengganggu maka saya berjalan menuju ujung puncak. Tidak jauh letaknya dari tugu, sedikit turun dan melipir ke kiri. 

Sampailah kita di ujung bukit, semacam bukit kapur karena dominasi tanah kuning dan bebatuan khas gunung berapi. 

Dari sini pula tercium menyengat bau belerang dari kawah di seberang bukit. Cuaca cukup bersahabat. Sesekali awan biru muncul dan terlihat sayup kota jauh di bawah. 

Dari situ pula kita bisa melihat telaga kuning yang hampir penuh terisi air. 

Mungkin saat kering banyak pendaki turun ke sana dan menyusun bebatuan membentuk huruf-huruf, mirip seperti bekas kawah di merbabu. 

Tak lama berselang awan mulai gelap pentanda akan hujan, kita bergegas kembaki ke tugu. Beristirahat sebentar sembari foto.   

Pendakian Gunung Lawu Via Cetho


9. Perjalanan Turun

Perjalanan turun sedikit bergegas karena takut hujan, namun sesampainya di sabana tiba-tiba cuaca kembali cerah. 

Melihat kondisi baik dan pemandangan sangat indah ya tak ada alasan buat tidak berfoto-foto. 
Seperti yang saya sebutkan tadi, banyak sekali spot menarik di sepanjang jalur. 

Setelah puas kita lanjutkan kembali perjalanan hingga sampai camp, sambil diselingi dengan berfoto sepanjang perjalanan. Total perjalanan turun sekitar 2 jam.

Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho


Pukul 11 siang, sesampainya di camp kita langsung berkemas, dan turun. 

Selama perjalanan turun kita kerap diguyur hujan dan petir. Sesekali kita berteduh di shelter-shelter. Karena terhambat cuaca buruk dan medan yang cukup licin membahayakan sehingga perjalanan turun cukup menyita waktu. 

Pukul 5 sore kita baru sampai di Basecamp. Melapor kedatangan dan beristirahat sambil mengisi perut sebelum melanjutkan perjalanan pulang.

Over all, Lawu sangat mengesankan, jalur Cetho direkomendasikan apabila kalian ingin menikmati perjalanan santai dengan pemandangan epic dan pasti suasana pendakian yang lebih tenang. 

Secara keseluruhan, perjalanan naik dapat ditempuh selama 9 hingga 11 jam tergantung ke-selow-an masing-masing pendaki. 

Berhati-hati apabila cuaca sedang tidak lucu, jangan lupa siapkan fisik, mental, peralatan dan kameramu sebaik mungkin. Selamat mencoba!


Catatan Kaki : 
Tulisan dan Foto oleh Marietha Bella
Terima kasih sudah membagi pengalamannya
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Kalian tau Kabupaten Sukoharjo ?

Sukoharjo adalah daerah kecil di selatan kota Solo Jawa Tengah.

Sukoharjo terkenal dengan sentra jamu dan sentra Gamelannya. 

Tidak hanya itu, ternyata Kota ini juga menyimpan tempat yang menyuguhkan panorama menarik dan layak untuk kalian kunjungi.

Berikut ini tempat wisata di Sukoharjo  yang wajib kalian kunjungi :


1. Gunung Sepikul



Tempat pertama yang harus kalian kunjungi adalah Gunung Sepikul.

Tempat ini terletak di Kecamatan Bulu, Sukoharjo atau lebih tepatnya desa Tiyaran.

Lokasinya mudah dijangkau, karena masih satu jalur dengan obyek wisata Batu Seribu.

Walau namanya gunung,  kamu tidak usah risau dengan perjalanan jauh. 
Dari tempat parkir kalian cuman harus berjalan sekitar 15 menit hingga sampai puncak.

Insya Allah tidak akan membuat alismu luntur kok. 

Spot ini sangat populer akhir-akhir ini di media sosial, Gunung Sepikul ini menjadi primadona kaula muda kota Sukoharjo.

Terdapat cerita rakyat yang melegenda di Gunung ini. Katanya, gunung ini adalah batu yang dibawa oleh Jin suruhan Bandung Bondowoso yang akan digunakan untuk membangun candi Prambanan di Jogja.

Karena pagi hari sudah terlanjur datang kemudian batu-batu tadi diletakkan di tempat ini.

Namanya juga legenda jangan serius-serius ya. hehe

Daerah sepikul ini pada era 80-90 an sangat populer sebagai tempat pengambilan gambar serial kolosal. 

Serial TV yang pernah diambil di wilayah ini yaitu Wiro Sableng dan Saur Sepuh (Brama Kumbara). Beberapa warga sekitar juga dilibatkan dalam pengambilan gambarnya.

Kalo tidak percaya, tanya saja sama penjual bakso bakar di parkiran Gunung Sepikul, beliau sempat terlibat di serial Brama Kumbara. 

Jadi, kalo sempat cobalah mengunjungi Gunung Sepikul ini, cuman bayar parkir Rp. 2.000 
sudah dapat spot foto yang syahdu.

Baca Juga : Legenda Gunung Sepikul Sukoharjo 


2. Telaga Celaket



Tempat Wisata di Sukoharjo berikutnya yang harus kalian kunjungi adalah Telaga Celaket. 

Telaga Celaket terletak di desa Sendang Ijo, Selogiri Kabupaten Wonogiri.

Lho, kok wonogiri ?

Ya memang tempat ini terletak di Wonogiri, tapi untuk aksesnya lebih dekat dari Sukoharjo karena letaknya berada di perbatasan kedua Kabupaten.

Tempat ini dekat dengan bendungan Colo yang juga lumayan hits di Media Sosial.

Ada yang bilang, telaga ini bentuk mini dari Ranu Kumbolo di Gunung Semeru. 

Kalo dilihat sekilas sih memang sedikit mirip, tapi yang pasti membedakan adalah panasnya, Telaga Celaket sangat panas.

Sangat tidak disarankan datang pada saat siang bolong.

Untuk memasuki wilayah telaga ini kalian hanya perlu bayar Rp. 5.000 kepada pengelola.

Kalo males bayar, kalian bisa nongkrong di samping telaga tanpa harus membayar sepeserpun.

Baca juga lebih detail tentang pesona telaga Claket

3. Alaska




Alaska ?

Yap, Alaska merupakan singkatan dari Alas Karet (Hutan Karet).

Alaska terletak di Polokarto, Sukoharjo.

Tempat ini merupakan sebuah perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara.

Perkebunan ini sangat instagramable. Banyak orang yang menjadikan tempat ini sebagai tempat prewed atau hanya sekedar hunting foto biasa.

Karena memang ini perkebunan, jadi tidak ada tiket masuk yang harus kalian bayar. Alias Gratis.

Sangat disarankan untuk tidak mengunjungi tempat ini pada malam hari, selain penerangan yang kurang, terkadang juga masih ditemukan hewan liar bersliweran di tempat ini.


4. Telaga Biru



Pada dasarnya Telaga Biru ini terletak di daerah perbatasan Yogyakarta dengan Sukoharjo.

Lebih tepatnya terletak di desa Tandansari. Lebih dekat jika melalui daerah Watu Kelir, Sukoharjo.

Telaga Biru yang kadang warnanya Hijau ini terbentuk akibat penambangan kapur yang dilakukan sejak tahun 1980-an.

Meskipun penambangan ini dilakukan oleh perorangan, tetapi mereka melakukan penambangan resmi dan bukan penambang ilegal.

Awalnya daerah ini merupakan gunung yang tandus dan kurang bermanfaat, hingga datanglah orang korea yang melakukan eksplorasi tambang disini untuk pertama kali.

Hingga sekarang tambang ini masih aktif. Karena kualitas batu yang ada di daerah ini sangat bagus dan layak untuk di ekspor ke luar negeri.

Jika kalian berminat mengunjungi tempat ini, kami sarankan pada saat musim penghujan, karena pada saat kemarau air di telaga ini akan surut dan kurang menarik untuk spot foto kalian.

Menurut warga sekitar dulunya gunung kapur ini adalah tanah warisan.

5. Curug Krajan




Curug Krajan berada di perbatasan antara Kecamatan Weru dengan wilayah Kabupaten Gunung Kidul.
Aksesnya yang cukup mudah, membuat tempat ini semakin ramai dikunjungi oleh masyarakat.

Jika di akhir pekan, Curug Krajan ini sangat ramai dikunjungi oleh banyak sekali wisatawan. Hal yang menjadi daya tarik tempat ini adalah Air terjunnya memiliki tiga tingkatan. 

Pada Air Terjun yang paling bawah terdapat dua grojokan. Grojokan ini yang paling besar daripada tingkat yang lainnya.

Kemudian di tingkat ke dua, kalian akan menemukan tiga grojokan namun tidak terlalu tinggi.

Di tingkat paling atas, ada satu grojokan lagi, yang cukup landai namun ada beberapa jeram di sana.

Lebih asiknya lagi, kalian dapat menikmati keindahan Curug Krajan ini secara gratis. Kalian hanya dibebankan biaya parkir saja. Untuk informasi yang lebih mendalam silahkan baca : Curug Krajan, Air Terjun Tersembunyi di Ujung Sukoharjo


Baiklah, tadi adalah daftar 5 tempat  wisata di Sukoharjo yang menarik untuk dikunjungi.

Kalian dapat menikmati tempat-tempat tadi dengan biaya yang sangat murah, bahkan rata-rata tidak memungut biaya masuk sama sekali.

Jadi kapan kamu akan mengunjungi tempat ini ?

Kami tunggu cerita menarik darimu ya.

Selamat Berlibur !
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Berlangganan Artikel

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Follow Us

  • instagram
  • youtube

recent posts

Sponsor

Created with by ThemeXpose